Mahasiswa UNU NTB Siap Mengabdi ke Desa: Pembekalan KKN 2025 Tekankan Empati, Sinergi, dan Spirit Perubahan
Mataram, 15 Juli 2025 — Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (UNU NTB) menggelar acara pembekalan untuk para peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun 2025 yang mengusung tema:
“Sinergi UNU NTB dan Masyarakat: Membangun Desa, Mewujudkan Masa Depan Berkelanjutan”.
Acara ini dilaksanakan di Aula Kampus UNU NTB dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa, dosen pembimbing lapangan (DPL), serta seluruh pimpinan universitas. Kegiatan pembekalan ini bertujuan untuk mempersiapkan para mahasiswa sebelum diterjunkan langsung ke desa-desa lokasi KKN, baik dari segi mental, spiritual, etika sosial, hingga teknis lapangan.
Acara ini menjadi momen penting karena menandai angkatan ke-8 pelaksanaan KKN di UNU NTB, yang mengangkat tema: “Sinergi UNU NTB dan Masyarakat untuk Pembangunan Berkelanjutan.”
Dalam sambutan pembuka, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Bapak Didin Septa Rahmadi, M.Pd, menyampaikan bahwa KKN bukan sekadar kewajiban kurikuler, tetapi merupakan momentum strategis untuk membumikan ilmu ke tengah masyarakat.
“Kita ingin mereposisi pemahaman kita terhadap KKN, bukan lagi sekadar urusan administratif. Ini adalah privilege intelektual,” tegasnya.
Tiga Pilar KKN yang Disampaikan:
Hakikat & Makna Strategis: KKN sebagai ruang pembelajaran transformatif, bukan sekadar proyek.
Urgensi Partisipatif: Pengabdian harus partisipatif dan bottom-up, bukan top-down.
KKN sebagai Laboratorium Sosial: 42 desa bukan lokasi semata, tetapi tempat menguji langsung teori, membangun intervensi berkelanjutan, dan mengenali kearifan lokal.
Didin juga menegaskan bahwa mahasiswa bukan datang ke desa sebagai “pemberi solusi instan”, melainkan sebagai fasilitator dan katalisator untuk masyarakat.
“Tugas mahasiswa adalah mengubah mindset masyarakat melalui ilmu pengetahuan yang dimiliki, bukan menggurui.”
Sambutan kedua disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan, Bapak Hadi Wijaya, M.Pd. Ia mengajak mahasiswa untuk memahami KKN sebagai “olah tubuh dan jiwa”, dengan memaksimalkan empat unsur tubuh dan tiga energi:
Empat Unsur Tubuh:
Otak: Untuk berpikir analitis, membuat strategi program.
Pancaindra: Melihat dan mendengar dengan empati. Menjaga lisan, etika komunikasi.
Hati: Sumber kekuatan moral dan ketahanan jiwa di lapangan.
Kaki: Simbol agility, kelincahan bergerak, seperti sosok Rektor yang penuh semangat.
Tiga Energi (disampaikan dengan gaya jenaka dan edukatif):
Energi Mekanik: Semangat kerja di lapangan.
Energi Potensial: Potensi akademik yang harus diturunkan ke program nyata.
Energi Sosial: Kekuatan kolaborasi antarmahasiswa dan masyarakat.
“Kalau bisa, nanti jangan jadi mahasiswa yang cuma pintar di kelas, tapi cerdas dalam membaca situasi di lapangan,” ujarnya disambut tawa dan semangat mahasiswa.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga relasi dalam kelompok agar tidak mudah konflik.
“Jangan nanti ada status WA, ‘pengorbananku selama ini tidak ada artinya.’ Itu tanda gagal komunikasi!”
Puncak acara diwarnai oleh sambutan penuh semangat dan refleksi dari Rektor UNU NTB, Ibu Dr. Baik Mulianah, S.Ag., M.Pd.I.
Dalam sambutannya, Ibu Rektor menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya KKN ke-8 ini, seraya mengingatkan mahasiswa bahwa KKN adalah misi membawa maslahat dan manfaat nyata.
“Banyak orang baik, tapi tidak semua bisa melahirkan kebaikan bagi orang lain. Kita butuh mahasiswa UNU yang bukan hanya baik, tapi menghadirkan kebaikan,” tegasnya.
Poin-poin penting dari sambutan Rektor:
Silaturahim = Rezeki dan Keberkahan: Mahasiswa diajak aktif bersilaturahim ke kepala desa, tokoh agama, ibu-ibu, remaja, dst.
Manfaatkan Pancaindra: Gunakan mata, telinga, dan lisan untuk membaca kebutuhan masyarakat dan memberikan edukasi yang tepat.
Kreativitas = Kesan Positif: Mahasiswa diminta tidak hanya “nongkrong di posko”, tapi aktif menciptakan kegiatan sosial, edukasi, olahraga, hingga hiburan.
Kesempatan = Amal Ibadah: Tergantung amal ibadah, mahasiswa akan dikenang dan disayang masyarakat jika sungguh-sungguh hadir dan berkontribusi.
Target Akademik: Mahasiswa dimotivasi agar selesai kuliah tepat waktu (8 semester), langsung lanjut S2/S3, bahkan jadi doktor sebelum usia 30 tahun.
Ibu Rektor juga berbagi kisah pribadinya saat KKN dulu, bagaimana keberkahan silaturahim bisa membuat warga mengantar pulang dengan konvoi mobil.
“Saya ingin kalian pulang dari desa nanti dengan kesan: mahasiswa UNU itu luar biasa! Bukan hanya ‘numpang tidur’, tapi membawa perubahan,” pesannya.
Mahasiswa UNU NTB akan tersebar di 42 desa di enam kabupaten/kota, yaitu:
Lombok Tengah: 11 desa
Lombok Timur: 10 desa
Lombok Utara: 6 desa
Lombok Barat: 4 desa
Sumbawa: 6 desa
Dompu: 5 desa
Penyebaran ini bertujuan agar para mahasiswa tidak hanya fokus di satu wilayah, tetapi memperluas dampak pengabdian UNU NTB di seluruh NTB.